7 Hal Yang Bisa Ditemui di Pantai Watu Dodol Banyuwangi
Banyuwangi merupakan daerah di Jawa Timur yang berada di ujung timur Pulau Jawa. Yaitu berbatasan dengan Selat Bali. Di Banyuwangi juga terdapat Pelabuhan Ketapang, yang di mana sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali. Banyuwangi memiliki tempat wisata yang menarik. Salah satunya adalah Pantai Watu Dodol Banyuwangi. Kawasan Wisata Pantai Watu Dodol merupakan pintu masuk ke Kabupaten Banyuwangi dari wilayah Kabupaten Situbondo. Nama Watu Dodol sendiri merujuk kepada sebuah batu besar setinggi 6 meter yang berlokasi tepat di antara kedua ruas jalan raya. Lokasi kawasan wisata ini sekitar 5 kilometer dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Pantai Watu Dodol, Banyuwangi |
Lokasi Pantai Watu Dodol
Kawasan Wisata Pantai Watu Dodol Banyuwangi merupakan pintu masuk ke Banyuwangi dari Situbondo. Lebih tepatnya, Pantai Watu Dodol merupakan perbatasan antara Situbondo dan Banyuwangi. Nama dari pantai Watu Dodol merujuk pada sebuah batu besar dengan tinggi 6 meter. Lokasinya berada tepat di antara kedua ruas jalan raya. Pantai Watu Dodol ini berada di Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Obyek wisata ini sangat mudah untuk di akses baik dari Situbondo maupun dari arah Kota Banyuwangi.
Anda bisa menempuh perjalanan menuju Pantai Watu Dodol dari Situbondo maupun dari Banyuwangi. Jika anda berada di pusat kota Situbondo, anda harus menempuh jarak sekitar 1 jam 26 menit atau sekitar 60 kilometer jika menggunakan mobil. Namun untuk anda yang berada di Banyuwangi, bisa menempuh jarak yang lebih cepat dan lebih dekat. Yaitu sekitar 30 menit atau 17,2 kilometer dengan menggunakan mobil. Anda juga bisa menggunakan angkutan umum jurusan Pelabuhan Ketapang atau Terminal Sri Tanjung lalu lanjut naik bis arah Situbondo. Anda juga bisa menyewa jasa ojek.
Sejarah Pantai Watu Dodol
Dalam bahasa Jawa, Watu berarti batu. Sedangkan dodol berarti jenang atau makanan ringan dengan rasa yang manis serta berbentuk persegi. Ukuran dari jenang merupakan seukuran kelingking. Biasanya dodol sering di sebut dengan nama Jenang di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dodol ini juga bisa berupa makanan dari ketan yang di tumbuk, kemudian di bentuk lonjong seukuran telapak tangan, setelah itu di goreng.
Pada masa Kerajaan Blambangan yang waktu itu di perintah oleh Minak Jinggo, sempat terjadi peperangan antara Blambangan dengan Majapahit. Blambangan mengalami kekalahan sehingga banyak dari pasukan Blambangan melarikan diri ke pantai di Utara. Seorang prajurit yang berasal dari Blambangan membawa sebuah bekal berupa jenang ketan dengan ukuran sebesar telapak tangan atau yang biasa di sebut jadah. Saat beristirahat di tepi pantai, bekal yang ia bawa tertinggal. Hingga pada akhirnya, dodol tersebut berubah menjadi Watu Dodol.
Spot Wisata Disekitar Pantai Watu Dodol Banyuwangi
Setiap tempat wisata tentu saja memiliki sebuah keunikan di dalamnya. Sehingga menjadi sebuah ciri khas tempat wisata. Berikut ini merupakan keunikan yang ada di Pantai Watu Dodol Banyuwangi
1. Watu Dodol
Watu Dodol adalah batu karang yang berwarna hitam dan sangat keras. Sekaligus memiliki bentuk yang unik, yaitu bagian atas lebih besar daripada bagian dasarnya. Kemudian pada bagian sisinya, ada sebatang pohon kelor yang semakin menambah keunikan dari batu ini. Dahulu Watu Dodol terlihat angker, namun kini terlihat asri karena di hiasi taman di sekitarnya sebagai jalur hijau.
2. Patung Gandrung
Tari Gandrung merupakan salah satu tarian khas dari Banyuwangi. Sebagai daerah yang berada di Banyuwangi, Patung Gandrung berdiri di sekitar Pantai Watu Dodol Banyuwangi sebagai tanda bahwa anda sudah memasuki Kabupaten Banyuwangi. Selain itu terdapat juga tulisan Selamat Datang di Kabupaten Banyuwangi yang menjadi penghias untuk gerbang masuk menuju ke Kabupaten Banyuwangi.
3. Sumur Air Tawar
Sumur Air Tawar ini terletak di area Pantai Watu Dodol. Penduduk sekitar Pantai Watu Dodol membatasi sumur ini dengan dinding yang terbuat dari batu. Di percaya oleh masyarakat bahwa air tawar dari sumur ini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
4. Gua Jepang
Selanjutnya yang menjadi keunikan di Pantai Watu Dodol ini adalah adanya sebuah gua. Di mana gua ini di gunakan sebagai benteng pertahanan saat Perang Dunia II serta untuk mengawasi kapal yang melewati Selat Bali. Gua ini menghubungkan pintu gua dari sisi bukit menuju pintu gua yang berada di puncaknya. Kondisi dari Gua Jepang ini kini sangat memprihatinkan. Gua ini begitu kotor dan kumuh. Selain itu banyak sampah di dalam gua yang berada di bawah patung Gandrung.
5. Wisata dan Peristirahatan Tepi Pantai
Tempat ini tentu saja di lengkapi dengan tempat peristirahatan sementara bagi pengendara yang melintas di jalur ini. Di lengkapi juga dengan fasilitas parkir yang luas, kemudian warung-warung yang menyediakan makanan khas Banyuwangi. Selain itu juga ada toko yang menyediakan kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan telepon seluler. Tidak lengkap rasanya jika tidak ada kamar mandi di sebuah tempat wisata. Pantai Watu Dodol juga tersedia kamar mandi bagi para pengunjung yang bermain di pantai. Anda juga bisa menyewa perahu nelayan untuk pergi menuju ke tengah laut. Lokasi pantai ini cukup sejuk karena banyaknya pepohonan. Selain berbatasan dengan laut di sebelah timur, tempat ini juga berbatasan dengan bukit dan hutan.
6. Makam Di Puncak Bukit
Ada sepasang makam yang berada di puncak bukit yang tepatnya berada di belakang Pantai Watu Dodol. Makam tersebut di keramatkan oleh penduduk setempat ataupun orang-orang dari luar Banyuwangi. Tidak jarang juga ada yang bertapa di sini. Dan itulah mengapa kondisi makam di sini sangat terawat, karena orang menjaga kekeramatan makam ini. Untuk menuju ke makam, di sediakan tempat parkir yang luas. Jalan masuk menuju ke makam di bangun menggunakan batu serta kavling demi mempermudah perjalanan pengunjung.
6. Upacara Puter Kayon
Ritual Puter Kayon ini merupakan sebuah festival yang digelar oleh penduduk setempat setelah lebaran. Acara ini merupakan wujud syukur penduduk setempat karena bisa melaksanakan Lebaran serta mengenang jasa Buyut Jakso. Beliau merupakan sesepuh yang pertama kali membuka Kampung Boyolangu. Di mulai dengan mengarak tumpeng dan sesajian dari Boyolangu menuju ke Pantai Watu Dodol. Kemudian sesajian dilarungkan ke laut, sementara tumpeng dimakan bersama-sama.